Hai.
Kali ini saya akan bercerita mengenai perjalanan di kampung halaman. Ceileh. Ini juga agak terpaksa sih jalan-jalannya. Karena ada salah satu temen (panggil saja namanya Marlando) yang ngebet banget pengen main-main ke Madura. Berhubung keterbatasan waktu dan tenaga, kami hanya mengunjungi 2 kabupaten dari 4 kabupaten di Pulau Madura. Dan berangkatlah kami berdua menuju tempat yang selama 27 tahun itu saya sebut rumah, tempat segala rasa bermuara.
Ah tak terasa sudah bertemu dengan Bulan Syawal lagi. Lebaran lagi. Silaturrahmi lagi. Ditanyain “Kapan nikah?” dan “Pacarmu sopo saiki?” lagi. How time flies. Perasaan baru kemaren memulai puasa. Eh udah habis aja Bulan Ramadannya. Ah tapi memang puasaan kali ini berasa cepet, selain Cuma puasa 17 hari (iye bolongnya banyak amat, Ndah!), waktu selama Ramadan ini seakan berlari banget. Ketutup sama deadline kerjaan dan lemburan (plus rapat-rapat koordinasi) yang tiada henti. Dan yang paling nyebelin adalaaaaaah… libur lebarannya sebentar banget!
Sekuat apapun berkehendak, sekuat apapun usaha yang dilakukan tapi kalau Tuhan tidak berkehendak, bisa apa?
Tapi yakinlah ada sesuatu yang manis dibalik segala usaha tersebut. Alhamdulillah. 🙂
