*bersenandung lagunya Tulus
me : lagunya Tulus yang baru ilo apik.
him: opo judule?
me: labirin.
him: sing piye lirike?
me: kucari tau tentangmu, tanggal dan tahun lahirmu..
him: kok kaya kisahmu nguber gebetanmu.
me: kmvrt.
*bersenandung lagunya Tulus
me : lagunya Tulus yang baru ilo apik.
him: opo judule?
me: labirin.
him: sing piye lirike?
me: kucari tau tentangmu, tanggal dan tahun lahirmu..
him: kok kaya kisahmu nguber gebetanmu.
me: kmvrt.
Satu hari di bulan Juni, silih berganti membatasi antara kemarin dan lusa. Tak ada yang terlihat istimewa di hari itu. Jalan tetap ramai seperti biasanya. Kendaraan lalu lalang, riuh layaknya isi kepala yang berkecamuk.
Ramadan sudah selayaknya menjadi repetisi suka dan cita setiap tahunnya. Saya sangat mendamba datangnya bulan suci ini. Momen kebersamaan bersama keluarga maupun sahabat terdekat. Apapun itu, intinya mendekat dan semakin dekat. Ramadan kali ini buat saya terasa sangat berat. Bahkan dari awal kedatangannya. Definisi mendekat dalam kebersamaan itu terasa nyata. Karena saya harus berjelaga di awal Ramadan bersama keluarga di rumah sakit.
Yep, ayah saya masuk rumah sakit tepat beberapa hari sebelum Ramadan datang. alih-alih tidak bisa buang air kecil dari hari jumat dan seninnya full ngurus kerjaan di kantor, sepulang dari kantor pun ambruk dan akhirnya dilarikan ke rumah sakit. I thought that was a fine condition because I didn’t get any news about Bapak. Ibuk baru cerita kalau harus ngamar ya selasa malam dan harus pindah rumah sakit karena di rumah sakit sebelumnya kondisi Bapak tidak terdeteksi penyakitnya apa. Rabu dini hari, Bapak sudah pindah ke RSUD Bangkalan. Sudah dapat kamar. Di hari yang sama, saya ada FGD dengan DPU Kota Mojokerto untuk pekerjaan RTBL. sepulangnya dari Mojokerto saya langsung pulang ke Bangkalan, tidak lagi ikut rombongan ke Malang. Continue reading
DAS: Nde, Matsushima Sensei mau datang lagi ke Malang.
DIS: lagi?
DAS: iyes. pilih salah satu, kamu jemput dia di bandara atau nemenin dia ke Bromo?
DIS: ada opsi lain a.k.a menolak gitu?25
DAS: ya jelas….. tidak ada.
Demikian secuplik obrolan di ruang baca PWK UB yang tenang dan damai. Sungguhlah tidak ada opsi yang enak. Kalau ikut jemput dari Bandara pasti akan akan bingung mau ngajak ngobrol apa selama di perjalanan, kalau ke Bromo ngga bisa tidur juga. sungguhlah pilihan yang berat. akhirnya saya memutuskan untuk menemaninya ke Bromo bareng rombongan lainnya. Bersama ATH, AWH, IRDA, dan beberapa dedek-dedek emesh mahasiswa.