Days with Matsushima Sensei

Posted on

pict taken by Pak Kajur PWK UB

DAS: Nde, Matsushima Sensei mau datang lagi ke Malang.

DIS: lagi?

DAS: iyes. pilih salah satu, kamu jemput dia di bandara atau nemenin dia ke Bromo?

DIS: ada opsi lain a.k.a menolak gitu?25

DAS: ya jelas….. tidak ada.

Demikian secuplik obrolan di ruang baca PWK UB yang tenang dan damai. Sungguhlah tidak ada opsi yang enak. Kalau ikut jemput dari Bandara pasti akan akan bingung mau ngajak ngobrol apa selama di perjalanan, kalau ke Bromo ngga bisa tidur juga. sungguhlah pilihan yang berat. akhirnya saya memutuskan untuk menemaninya ke Bromo bareng rombongan lainnya. Bersama ATH, AWH, IRDA, dan beberapa dedek-dedek emesh mahasiswa.

Continue reading »


2018.

Posted on

Wah. Tak terasa sudah memasuki lingkaran 365 hari yang baru. Setelah ups and downs yang terjadi selama setahun terakhir, semoga 2018 memberi lebih banyak warna yang membuncah karna suka cita dan bahagia. Aamiin, pemirsa? Aamiiiiinn..

Tahun ini diawali dengan perjalanan ke Bromo. A scheduled plan? tentu saja tidak pemirsa. Saya juga tidak menyangka akan menginjakkan kaki lagi ke tempat kenangan yang seharusnya tidak perlu diingat lagi 8 tahun yang lalu ini kalau tidak si Kakak Piya Piyo ini menelpon menanyakan apa yang akan saya lakukan saat pergantian tahun terjadi. Me? I was planning to do nothing. Just watching movie and have a long cucusapi (curhat curhat sampai pagi) conversation with Devi. yanasib. Begitu ada tawaran ke Bromo cuma-cuma ya siapa yang sanggup menolaknya? Syaratnya cuma 1, kumpulnya di rumah Fiya. Well, challenge accepted!

Berbekal pakaian yang proper [iya, memang fashion paling penting karena kami tau, ke Bromo tiada artinya tanpa foto-foto], saya dan Devi memesan gocar ke Buring. it really took time to arrive at its destination because (every street in) Malang waaaaaaaaaaay to crowded. slowly but sure, kami sampai di Buring tepat jam 11 malam dan kami tinggal menunggu jeep yang akan mengantarkan kami ke Bromo.

Continue reading »