Apa yang ada di masa lalu, biarkan saja tetap ada di masa lalu. tak usah lah dibahas lagi sekarang. apalagi di masa depan.
karena semua ada masa kadaluwarsanya. begitu juga kamu yang ada di masa lalu.
Apa yang ada di masa lalu, biarkan saja tetap ada di masa lalu. tak usah lah dibahas lagi sekarang. apalagi di masa depan.
karena semua ada masa kadaluwarsanya. begitu juga kamu yang ada di masa lalu.
Mie setan (level 2) plus es pocong mengisi perut saya sore hari ini. Termasuk telat sih untuk ukuran makan siang jam 4 sore. Memang ada beberapa kesalahan teknis dan salah paham, makanya rada telat makannya. Ah tak perlu juga saya ceritakan keribetan saya hari ini.
Sometimes when we want something, we have to sacrifice something. Saya setuju dengan kalimat itu. Ketika kita menginginkan sesuatu memang kita harus mengorbankan apapun agar semua ingin kita tercapai. Bukankah memang seperti itu?
Hari itu (Desember 24, 2013) saya dan beberapa tim kebetulan ada presentasi di Bappeda Kabupaten Lumajang untuk kegiatan penyusunan dokumen RDTR dan Peraturan Zonasi 3 kecamatan. Hari yang tidak biasa bagi saya dan Wulan. Karna biasanya kalau presentasi, kami hanya membawa laptop saja. Tapi tidak pada presentasi kali ini. Kami membawa peralatan tempur lebih banyak dari teman-teman kami yang lainnya. Saya sendiri membawa 2 tas dan sebuah helm. Satu tas berisi baju, tas lainnya berisi perlengkapan kerjaan seperti laptop dan alat tulis lainnya.
Jadi ceritanya, setelah presentasi di Bappeda, saya dan Wulan akan tinggal lebih lama untuk berpetualang di Lumajang. Mumpung libur natal juga selama 2 hari. Rencananya kami berdua akan mencari penginapan di Kawasan Perkotaan Lumajang dan untuk kelilingnya kami sengaja meminjam sepeda milik Ilham, temen saya yang asli Klakah. Tapi sekarang anaknya lagi di Manado. Manusia boleh berencana, ternyata tetap Tuhan yang berkehendak ya. Niatnya cuman pinjem sepeda motor doang eh malah ditawarin nginep di rumah. Sebenernya agak nggak enak juga ya, kan Ilhamnya juga nggak ada di rumah. Tapi.. akhirnya diterima juga, bingung cara nolaknya pegimana. Jadilah saya dan Wulan jadi parasit sementara di rumah Ilham. Ya gimana ngga parasit, wong di sana cuma numpang makan sama tidur doang. 😀 *maapin ya* Setelah presentasi, saya dan Wulan didrop di rumah Ilham. Sedangkan lainnya lanjut balik lagi ke Malang.
Tepat pukul 16.00 rumah Ilham terlihat sepi, karna cuma ada Bapak. Ibuk sedang ke Surabaya sama keluarga. Nah untuk membunuh waktu, saya dan Wulan berencana jalan (yang beneran jalan) di sekitar rumah. di deket rumah Ilham kebetulan ada Ranu Klakah. berdasarkan Wikipedia, Ranu Klakah adalah sebuah danau di kecamatan Klakah, Lumajang, Jawa Timur. Letaknya sekitar 10 km di sebelah utara kota Lumajang. Danau ini berada pada ketinggian 900 meter dari permukaan laut, dengan luas 22 hektare dan kedalaman 28 m yang dilatar belakangi gunung Lamongan dengan ketinggian sekitar 1.668 m dari permukaan laut, serta didukung oleh udara yang sejuk dan segar. Ranu Klakah oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai tempat budidaya ikan mujair dan ikan nila. Continue reading
Katanya kamu mau datang, karena itu aku menunggu.