Seberapa sering kita mendengar? atau kita selalu hanya ingin didengar? Ada banyak hal di dunia ini yang lalu lalang, layaknya manusia yang seenaknya pergi dan (kadang juga tak) kembali, kata-kata pun kadang bisa saja hanya berlalu seenaknya.
Malang, Februari 2014
“Aku nunggunya di sini aja ya, Dit. Kamu fotokopi aja dulu. Hehehe.” Kata saya pada Adit sambil cengengesan.
Hari itu saya dan Adit rajin sekali. Belum ada pukul 10 pagi, tapi saya sudah nongkrong di kampus tercinta. Kegiatannya adalah menunggu dosen sebelum akhirnya cabut ke luar kota. Saya lebih memilih duduk santai di pos satpam daripada harus ikut Adit memfotokopi beberapa lembar bahan yang akan kami bawa pergi.
“Mbaknya dulu yang mau sekolah ke Jepang ya?” Seorang Bapak Satpam kampus tiba-tiba duduk di depan saya dan menanyakan hal itu. Saya sedikit kaget karena sebelumnya saya terlalu cuek dengan tidak memperhatikan sekeliling, sesampainya saya di pos satpam, saya langsung mengambil novel yang baru seminggu saya beli. Saya pikir, menunggu dosen akan lebih menyenangkan bila disambi dengan membaca. Ya kalo sudah megang buku rasanya dunia udah milik sendiri.