“Gravitasi mengingatkan kita bahwa “jatuh” adalah hal yang biasa”, begitu ucap Rahne Putri.
Mungkin relevan dengan jatuh di got depan kosan beberapa hari yang lalu kali ya. #SengajaDihubunginMeskiGatauBerhubunganApaNgga
Jatuh kepleset dan berakibat kaki sebelah kiri dan tangan kiri masuk got dengan sempurna. Dan kaki kanan kedhadhuk (ehm apa ya padanan kata dalam bahasa Indonesianya ya?? #mikir) sm plesterannya si got tadi. Oh iya ketemu, kedhadhuk bisa diartikan dg kebentur. Walhasil bawah lutut saya akhirnya memar dan njarem. Baru kerasa hari senin. Padahal jatuhnya pas malam minggu (2 hari yll). Mungkin efek mikir kali ya mau sabtu malaman di mana. Akhirnya ngga konsen dan insidenpun tak bisa dielakkan. Dan thanks to kaki njarem, karenamu saya hari selasa bisa bolos ijin ngga masuk kerja. Aheeeeeeyyy.
Kalau ditanyain kenapa bisa jatuh, saya selalu njawab enteng.
“Iya lagi mikirin hidup sama Aa. Berat banget ya hidup ini #halahlebay”.
Dan temen saya dengan entengnya njawab:
“hidup itu ga perlu dipikirin sampe masuk got. Cukup dijalanin dengan senang hati dan hati-hati. si aa ga usah dipikirin, dibatin aja”
Alamaaaaak. Kaya apa aja dibatin. Emang hubungan telepatiku bisa sejauh itu sampenya? #berasaRadarnyaMelemah Daripada mbatinin Aa mending manggil tukang pijet deh ya. Lumayan buat kesembuhan kaki.
Love,
I.