As Pidi Baiq said on the “famous” wall (located in Bandung City), “Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi“. Dalem yah.
Edisi habis liburan dari Bandung. Sebenernya bukan liburan yang gimana-gimanaaaa gitu. Jadi ceritanya kami berdelapan dapat kesempatan buat nemenin studi eksekursi jurusan ke Bandung dengan tema “smart city” mulai dari tanggal 10-14 Februari 2016. dan kami naik bis. kebayang kan betapa legreknya badan ini? Untung temennya banyak! hihi. Yah anggaplah ini escaping reality for a while.
Namanya juga ke Bandung isinya kalo ngga makan, ya maen, ya belanja. Sangat setuju dengan apa yang dibilang sama Kak Dadang, bestfriends share fun and food. Banyak kenangan seru selama di Bandung, hujan-hujanan masuk FO demi FO, main-main di Floating Market (Saya, Wulan, Mas Deni dan Mas Aris naik perahu dan heboh ae kudu oleng) dan Farm House sempet narsis depan rumah hobbit (yang kondisinya juga jauh dari ekspektasi), dan kami selama di Bandung ngangkot dong. dari yang ngangkot biasa sampe dicharter dan supirnya ada yang mirip sama Herjunot Ali. Haha
Liburannya masih kurang. yang paling bikin seneng di Bandung itu adalah… saya berada di satu kota sama si kakak idola. ah tapi kan juga ga ketemu. 😛