Sometimes when we want something, we have to sacrifice something. Saya setuju dengan kalimat itu. Ketika kita menginginkan sesuatu memang kita harus mengorbankan apapun agar semua ingin kita tercapai. Bukankah memang seperti itu?
Hari itu (Desember 24, 2013) saya dan beberapa tim kebetulan ada presentasi di Bappeda Kabupaten Lumajang untuk kegiatan penyusunan dokumen RDTR dan Peraturan Zonasi 3 kecamatan. Hari yang tidak biasa bagi saya dan Wulan. Karna biasanya kalau presentasi, kami hanya membawa laptop saja. Tapi tidak pada presentasi kali ini. Kami membawa peralatan tempur lebih banyak dari teman-teman kami yang lainnya. Saya sendiri membawa 2 tas dan sebuah helm. Satu tas berisi baju, tas lainnya berisi perlengkapan kerjaan seperti laptop dan alat tulis lainnya.
Jadi ceritanya, setelah presentasi di Bappeda, saya dan Wulan akan tinggal lebih lama untuk berpetualang di Lumajang. Mumpung libur natal juga selama 2 hari. Rencananya kami berdua akan mencari penginapan di Kawasan Perkotaan Lumajang dan untuk kelilingnya kami sengaja meminjam sepeda milik Ilham, temen saya yang asli Klakah. Tapi sekarang anaknya lagi di Manado. Manusia boleh berencana, ternyata tetap Tuhan yang berkehendak ya. Niatnya cuman pinjem sepeda motor doang eh malah ditawarin nginep di rumah. Sebenernya agak nggak enak juga ya, kan Ilhamnya juga nggak ada di rumah. Tapi.. akhirnya diterima juga, bingung cara nolaknya pegimana. Jadilah saya dan Wulan jadi parasit sementara di rumah Ilham. Ya gimana ngga parasit, wong di sana cuma numpang makan sama tidur doang. 😀 *maapin ya* Setelah presentasi, saya dan Wulan didrop di rumah Ilham. Sedangkan lainnya lanjut balik lagi ke Malang.
Tepat pukul 16.00 rumah Ilham terlihat sepi, karna cuma ada Bapak. Ibuk sedang ke Surabaya sama keluarga. Nah untuk membunuh waktu, saya dan Wulan berencana jalan (yang beneran jalan) di sekitar rumah. di deket rumah Ilham kebetulan ada Ranu Klakah. berdasarkan Wikipedia, Ranu Klakah adalah sebuah danau di kecamatan Klakah, Lumajang, Jawa Timur. Letaknya sekitar 10 km di sebelah utara kota Lumajang. Danau ini berada pada ketinggian 900 meter dari permukaan laut, dengan luas 22 hektare dan kedalaman 28 m yang dilatar belakangi gunung Lamongan dengan ketinggian sekitar 1.668 m dari permukaan laut, serta didukung oleh udara yang sejuk dan segar. Ranu Klakah oleh masyarakat setempat dipergunakan sebagai tempat budidaya ikan mujair dan ikan nila.
Cantik ya danaunya. Hal yang begitu terasa adalah ketenangan. Layaknya rumah. Puas berjalan-jalan di ranu (danau,red.), saya dan Wulan juga ketemuan sama Sesil. Nah si Sesil ini kebetulan juga lagi kerja di Ranuyoso (salah satu kecamatan di Kab Lumajang) jadilah kami mengobrol sampe maghrib dan pulang lagi ke Rumah Ilham.
Kalau ditanya selama liburan ini mau ke mana, jawabanya selalu diplomatis. Ya seputaran Lumajang dan Jember aja sih. hehehe padahal juga ngga tau mau ke mana aja pastinya. Ke Jember cuma opsinya ya main ke pantai. Di Jember kami menuju Pantai Papuma. Dan tentu saja kami nak sepeda motor. Niat banget ya.. pegel pegel deh badan. Tapi berhubung bersama rombongan, ya dibuat asik aja selama perjalanan. Pantainya bagussss.
Balik lagi ke Lumajang kami mengunjungi kebun teh dan air terjun. Lumayan sepi sih. saya lupa di Kecamatan apa, pokoknya iseng aja ke tempat tersebut. lumayan sepi. bagus juga tempatnya. cocok lah buat liburan tipis-tipis kalau bingung mau ke mana kalau sedang di Lumajang.
akhirul kalam, setelah perjalanan kami di Lumajang dan Jember usai, kami pamit pulang. lha kok dibawain oleh-oleh banyak banget. kalau kalian lihat ada foto pohon pisang, iyap. memang benar. ada pohon pisang yang kami bawa. si Wulan pengen nanem pisang agung di Mataram. entah bisa tumbuh apa nda. who knows.
Tabik,
Indah