A good time to start (and post a thing) again

love-girls-love-pretty-quotes-Favim.com-561136

It’s been a long time I didn’t put something here!

Beberapa bulan yang lalu, saya sampai di titik jenuh. Entah karena (sok) sibuk, terlalu bahagia, ataupun karena memang tidak ada sesuatu yang sedang ingin saya tulis, intinya saya jadi tidak produktif untuk menulis. Bahkan untuk menulis diary sekalipun. Malas untuk melakukan apapun. Hal ini berimbas pada nasib blog saya yang ini (iya, saya masih sempet update blog saya yang lain).

Everyone has problems. Everyone has bad times. No need sacrifice anything because of them. Saya harusnya juga gitu. Saya cuman butuh jeda. Untuk berdiam diri. Untuk bernafas. Memaknai segala qodo dan qadar yang sudah saya lalui. Tersenyum pada segala kebahagiaan dan meninggalkan segala hal pahit yang sudah terjadi. Ah rasanya saya ingin pergi jauh. Menghindari hingar bingar kehidupan yang semakin lama tidak bersahabat. Saya terdiam sembari menatap segala ingin dan asa yang ada di pikiran. Berusaha mensinkronisasikannya dengan hati dan realitas. Tapi hidup ini bukan lagi tentang masalah keinginan, ini masalah kebutuhan. Apakah segala ingin dan asa itu adalah apa yang saya butuhkan? 

Ya, pada akhirnya saya butuh jeda, entah di awal hari, di tengah hari, ataupun di penghujung hari.. Untuk berdamai dengan hati. Memaafkan diri sendiri. Dan bersyukur atas apa yang terjadi. Hari ini mungkin hari yang tepat untuk memulai segalanya lagi. Bukan hanya karena hari ini adalah hari ibu. Tapi karena hari ini saya bertambah usia. *ahem*

Entah kenapa, saya paling menyukai saat pergantian usia. Alarm pengingat kehidupan kali ya. 2× saya rayakan dalam setaun. Kalender mencatat 2 hari kelahiran saya. Berdasarkan kalender masehi yakni setiap akhir bulan ke-9 dan kalender hijriyah yakni hari ke-19 bulan kedua. Bukan merayakan hari lahir dalam bentuk selebrasi yang menggembirakan, saya lebih suka memaknainya dalam diam. Saya sedikit sedih kali ya. Karena dengan seiring bertambahnya usia, maka jatah hidup saya di dunia ini semakin berkurang. Semakin habis jatah saya berbuat baik.

Berbuat baik menjadi tema tulisan kali ini. 2 orang yang ajaran tentang berbuat baiknya akan saya ingat. Pertama ada Buchori Muslim. Saya tidak kenal beliau. Saya cuman mengenal ajarannya yang tertangkap dalam hadis.

Menurut riwayat beliau, sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat buat orang lain. Kalimat tersebut sudah banyak dikutip oleh orang-orang.

Yang kedua adalah ibu saya. Lewat kasih sayangnya yang saya dapat dari kecil, beliau selalu mengajarkan untuk selalu memberi kapanpun itu, baik saat kamu punya ataupun kamu tidak punya.

When you always do this good thing, it will back to you as anything you need. But when it doesn’t turn back to you, it will come to your family, to your dad, to your mom, to your sister or to your brother. Begitu kata beliau. Jadi hidup tidak melulu tentang bagaimana menerima. Tapi memberi. Memberi senyum. Memberi kebahagiaan. Memberi keceriaan. Memberi kebaikan. Hidup layaknya safar yang secara harafiah memang berarti sebuah perjalanan, yang perlu diberi terang agar tak salah melangkah menapaki jalan kehidupan.

Selamat safar! Selamat bertambah usia, Ndah! Selamat melanjutkan perjalanan hidup. Teruslah menjadi terang atas jalanmu dan jalan kehidupan orang di sekitarmu.

I’ll wish you all the best! :*

 

The birthday girl, I.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *